BAB 8 & 9 PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH DAN OTONOMI DAERAH
1.
Undang-Undang Otonomi Daerah
Di
Indonesia setiap daerah diberi kebebasan mengatur dan mengurus sendiri
kepentingan dan pemerintahan yang berjalan asalkan sesuai dengan Undang-Undang
yang berlaku. Pemerintah daerah harus dapat menangani segala urusan yang
terjadi pada masyarakat daerah itu sendiri dengan baik dan tegas sesuai dengan
UU otonomi daerah. Dibuatnya UU otonomi daerah ini agar daerah-daerah yang
jarang terjangkau dan jarang diperhatikan pemerintah pusat dapat teratur
kondisi ekonomi , sosial , politik dan lain-lainnya layaknya derah yang lain.
Para penduduk daerah juga dapat menyalurkan aspirasinya yang berkaitan dengan
pemerintahan Indonesia ini kepada pemerintah pusa melalui pemerintah daerah.
2.
Perubahan Penerimaan Daerah dan Peranan Pendapatan Asli Daerah
Setelah
berlakunya otonomi daerah , setiap daerah mulai berbenah diri untuk mandiri
dalam segala urusan. Termasuk penerimaan daerah dan pendapatan asli daerah.
Pemerintah pun mulai menyusun APBD agar pendapatan dan pengeluaran dapat terkontrol
secara baik. Sebelumnya setiap daerah mendapatkan anggaran dari APBN yang
diberikan pemerintah pusat namun sekarang setiap kepala daerah harus mencari
pendapatan daerah itu sendiri walaupun ada bantuan sedikit dari pemerintah
pusat. Pendapatan daerah itu bisa kita dapatkan dari pajak daerah dan hasil
sumber daya alam daerah. Sehingga perubahan penerimaan daerah itu mengalami
perubahan yang besar.
Dari
hasil pendapatan daerah itu harus kita sesuaikan dengan pengeluaran yang akan
dibelanjakan oleh pemerintah daerah. Pengerluaran jangan sampai melebihi
pendapatan karena itu akan membuat kacau kondisi ekonomi daerah itu sendiri. Peran
pendapatan daerah dapat digunakan pemerintah daerah untuk pembangunan sekolah
gratis , perbaikan infrastruktur umum , pembuatan taman hiburan bagi masyarakat
daerah dan lain-lain. Pendapatan daerah ini dapat membantu masyarakat daerah
yang penghasilannya tidak lebih tinggi dari masyarakat di kota sedikit lega.
3.
Pembangunan Ekonomi Regional
Pembangunan
ekonomi regional merupakan suatu tindakan yang dilakukan pemerintah daerah
untuk memajukan kondisi perekonomian daerah itu. Walaupun di daerah namun
kondisi dan kegiatan ekonominya harus diawasi agar berjalan dengan baik.
Pemerintah daerah melakukan berbagai cara agar ekonomi daerah itu berjalan baik
bahkan dapat lebih maju dari daerah yang lainnya. Salah satu caranya itu dengan
meningkatkan sumber daya manusia agar mampu memanfaatkan SDA , penetapan pajak
daerah , dan menarik para investor agar mau berinvestasi di daerah itu. Dengan
bantuan otonomi daerah ini setiap daerah sekarang mampu menentukan sendiri
bagaiman caranya agar ekonomi regional mereka terus maju.
4.
Faktor-Faktor Penyebab Ketimpangan
Dalam
setiap daerah pasti mengalami permasalahan yang terjadi baik antar wilayah
maupun hanya wilayah itu saja. Seperti halnya dalam bidang ekonomi ada masanya
mengalami ketimpangan antar wilayah. Ketimpangan itu terjadi karena beberapa
faktor.
Berikut
faktor-faktor yang menyebabkan Ketimpangan :
1. Konsentrasi
Pembangunan Ekonomi
Setiap
ekonomi daerah berbeda-beda tergantung dengan seberapa kuat pemerintahan
daerahnya melakukan usaha agar daerah memiliki pendapatan daerah yang tinggi.
Namun jika satu daerah memiliki pendapatan daerah yang tinggi sedangkan daerah
lainnya memliki pendapatan rendah karena pemerintah daerahnya tidak
terkonsentrasi pada pembangunan ekonomi , hal itu menimbulkan ketimpangan antar
wilayah/daerah.
2. Alokasi
Investasi
Investasi
yang dilakukan pihak asing di daerah juga menyebabkan ketimpangan karena tidak
semua investor mau berinvestasi di daerah tergantung oleh SDA yang tersedia dan
infrastruktur yang memadai.
3. Perbedaan
Sumber Daya Alam
Perbedaan
SDA yang dimiliki juga menimbulkan ketimpangan karena tidak semua daerah
memiliki sumber daya alam.
4. Kurang
Lancarnya Perdagangan Antar Provinsi
Tidak
semua daerah dapat melakukan kegiatan perdagangan dengan lancar dan mudah. Di
daerah tidak seperti di kota yang masih terbatais oleh transportasi dan
komunikasi yang memadai sehingga menimbulkan ketimpangan.
5. Perbedaan
Kondisi Demografis
Kondisi
demografis setiap daerah berbeda tergantung pada tingkat pendidikan , tingkat
kepadatan penduduk dan pertumbuhan penduduknya. Perbedaan kondisi demografis
ini berdampak pada ketimpangan dalam ekonomi seperti pada kegiatan perdagangan.
5.
Pembangunan Indonesia Bagian Timur
Di
Indonesia pemerataan pembangunan ekonomi masih belum merata karena beberapa
faktor yang saya sebutkan diatas tadi. Terutama wilayah Indonesia bagian timur
karena sulit tejangkau dan jarang diperhatikan oleh pemerintah pusat. Kondisi
ekonomi disana tidak sebaik ekonomi di pulau Jawa dan sekitarnya karena masih
adanya kemiskinan dan keterbatasan pendidikan yang menyebabkan SDM rendah.
Dengan adanya pembagian otonomi daerah ini sedikit memperbaiki kondisi ekonomi
di wilayah timur secara perlahan. Berbagai cara dilakukan dengan memperbaiki
SDM yang rendah dan meningkatkan kualitas pendidikan setiap individu. Sebaiknya
pemerintah pusat memberi perhatian lebih kepada derah terpencil agar mereka
dapat hidup layaknya masyarakat di pulau Jawa dengan kondisi ekonomi yang cukup
baik.
6.
Teori dan Analisis Pembangunan Ekonomi Daerah
Ada
beberapa teori dalam pembangunan ekonomi daerah yang umum digunakan,
diantaranya :
1) Teori
Basis Ekonomi
Teori
ini menjelaskan bahwa dalam pembangunan ekonomi daerah dipengaruhi oleh
permintaan akan barang dan jasa yang dihasilkan dari daerah itu yang akan
dibeli oleh pihak luar/asing.
2) Teori
Lokasi
Setiap
daerah dapat menarik investor terutama dibidang industri apabila daerah itu
dekat untuk pengambilan bahan dan dekat dengan pasar. Karena industri
meminimalkan modal dan memaksimalkan keuntungan.
3) Teori
Daya Tarik Industri
Suatu
daerah akan menarik industri apabila memadai dari segi jalan , transportasi dan
komunikasi yang lancar. Dari industri ini dapat memberikan pendapatan dan
kemajuan ekonomi kepada daerah itu sendiri.
Adapula
beberapa metode analisi untuk menganalisi pembangunan ekonomi daerah , yaitu :
a. Analisis
SS
Analisis
ini memberikan kesimpulan atas perbandingan perekonomian daerah yang satu
dengan daerah lain yang lebih maju ekonominya.
b. Location
Quotients
Metode
ini melihat konsentrasi kegiatan ekonomi suatu daerah dengan daerah yang lain
namun masih sama tingkatannya.
c. Angka
Penggandaan Pendapatan
Metode
angka penggandaan pendapatan membandingkan hasil pendapatan ekonomi suatu
daerah dengan daerah lain dari sektor ekonomi yang baru dilakukan.
d. Analisis
Input-Output
Metode
ini paling sering digunakan karena mempertahankan keseimbangan antar sektor
yang menghasilkan pendapatan di daerah itu.
Sumber
: http://andreasvalens.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar