Etika Sebagai Tujuan

1.      Pengertian Etika
Kata “Etika” berasal dari bahasa Yunani yang berarti ethos. Ethos mengandung banyak arti yaitu tempat tinggal, padang rumput, kebiasaan adat, akhlak, watak dan perasaan serta cara berpikir. Ada beberapa tokoh yang mengerti mengenai etika berpendapat mengenai arti atau pengertian dari Etika itu sendiri. Salah satunya adalah Ronald F. Duska dan Brenda Shay Duska yang mengartikan etika menjadi beberapa point, antara lain :
a.       Sebuah disiplin ilmu terkait dengan apa yang baik dan yang buruk dan kewajiban moral.
b.      Serangkaian prinsip-prinsip moral atau nilai.
c.       Teori mengenai sistem nilai moral dan prinsip perilaku yang mengatur individu atau kelompok.
2.      Prinsip-Prinsip Etika
Bagi setiap profesi memiliki prinsip sendiri-sendiri, namun ada beberapa prinsip yang berlaku sama bagi setiap profesi. Menurut A. Sony Keraf ada empat prinsip yang berlaku bagi setiap profesi, antara lain :
a.       Tanggung Jawab
Setiap tugas yang kita terima dituntut untuk memiliki tanggungjawab terhadap apa yang kita kerjakan dengan tugas tersebut. Dalam pelaksanaan tugas, tanggung jawab mengandaikan intergritas, objektivitas, kompetensi serta konfidensialitas. Selain bekerja maksimal, tanggung jawab menyangkut dampak profesi terhadap kehidupan orang banyak. Oleh karena itu, seseorang yang profesional dituntut untuk selalu mempertimbangkan secara matang keputusan yang diambil dalam menjalankan tugasnya.
b.      Keadilan
Untuk menjadi profesional kita harus menjadi seseorang yang berperilaku adil agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Selain itu, keadilan mengingatkan kaum profesional untuk menghargai semua bidang profesi dan memberi ruang gerak kepadanya menurut fungsi dan kedudukan masing-masing.
c.       Otonomi
Kebebasan dapat menjadi prinsip penting dalam menjalankan sebuah profesi. Dalam satu sisi seorang yang profesional harus menaati peraturan di tempat dia menjalankan tugasnya namun disisi lain seorang profesional dapat menjadi pribadi yang bebas. Untuk itu seorang profesional mempunyai otonomi moral.
d.      Kepercayaan
Dalam menjalankan tugas sebagai seorang profesional yang menyangkut banyak pihak kepercayaan merupakan salah satu hal penting. Karena kepercayaan merupakan ungkapan personal, seperti pendapat Stephen M.R Covey dan Rebecca R. Merrill, bersumber daru kualitas pribadi, yakni memiliki integritas, tanggung jawab dalam pekerjaan dan kesesuaian perkataan dengan perbuatan.
3.      Basis Teori Etika
Etika merupakan salah satu dasar bagi seseorang dalam melakukan setiap tindakan dalam bermasyarakat agar semua tindakan tersebut berjalan sesuai dengan norma dan kebiasaan dalam masyarakat. Berikut ini merupakan basis-basis dalam teori etika, yaitu :
a.       Utilitarisme
Perspektif etika utilitarisme menempatkan ukuran baik buruknya sebuah perbuatan pada tujuan, yakni manfaat dan jumlah subyek. Semakin besar manfaat perbuataan dan semakin banyak orang merasakan manfaatnya, semakin baik perbuatan itu, demikian sebaliknya. Namun akibat baik dan jumlah subjek yang merasakan manfaat perlu dilandasi oleh kaidah-kaidah. Inilah yang menjadi fokus dari utilitarisme peraturan, yang berbeda dengan utilitarisme perbuatan. Utilitarisme perbuatan hanya melihat ukuran dari akibat dan jumlah yang merasakan akibat, sementara utilitarisme peraturan melihat dari kaidah-kaidah yang mendasarinya.
b.      Deontologi
Deontologi meletakkan nilai suatu perbuatan bukan pada tujuan, melainkan kesadaran setiap orang akan apa yang menjadi kewajiban moralnya. Menurut deontologi, perbuatan baik adalah perbuatan yang dilakukan dengan motivasi yang baik, bukan demi tujuan tertentu. Dalam perpektif ini maksud tidak bisa dijadikan sebagai ukuran, sebab demi maksud penyimpangan bisa saja dibenarkan, dan ini tidak bermutu secara etis. Perbuatan yang bermutu secara etis adalah perbuatan yang bermotif baik dan bertujuan baik. Jadi, nilai cara perbuatan tidak boleh bertentangan dengan tujuan perbuatan.
c.       Etika Keutamaan
Fokus perhatian etika keutamaan tidak berbicara mengenai standar atau ukuran baik buruknya perbuatan manusia, melainkan boleh memfokuskan diri pada kualitas hidup pribadi. Oleh karena itu, tujuan etika keutamaan adalah membangun hidup yang bermutu.

4.      Egoism
Egoism merupakan salah satu bentuk tindakan yang bertujuan untuk kepentingan dirinya sendiri tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya. Dalam etika egoism dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Egoisme Psikologis
Egoisme ini berpendapat bahwa secara psikologis kodrat manusia cenderung memilih tindakan yang menguntungkan bagi diri sendiri. Menurut paham ini sikap alturisme, yakni sikap peduli pada orang lain yang disertai rela berkorban merupakan mitos belaka. Oleh karena itu, berbuat baik kepada orang lain menurut egoism psikologis sesungguhnya bukan murni ungkapan cinta kasih melainkan diselubungi oleh cinta diri.
b.      Egoisme Etis
Untuk bentuk egoisme ini lebih menekankan pada motif individual, egoisme etis memfokuskan ukuran penilaian perbuatan. Egoisme etis merupakan paham etika normatif yang menegaskan bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk memilih tindakan yang paling menguntungkan dirinya. Paham ini menerapkan pentingnya kewajiban setiap orang untuk mengusahakan dan menjamin kepentingan diri.


Sumber :

Sihotang, Kasdin. 2016. Etika Profesi Akuntansi. Yogyakarta : Kanisius.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB 8 & 9 PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH DAN OTONOMI DAERAH

Tempat dan Kedudukan Perusahaan

Berbagai Macam Lingkungan Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Perusahaan