Isu Etika Signifikan dalam Dunia Bisnis dan Profesi
1. Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan merupakan
perbedaan yang terjadi antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan ekonomis
pribadi Komisaris, Direktur maupun investor utama perusahaan. Pada umumnya
perusahaan menanamkan kebijakan untuk para karyawannya agar menghindari bentuk
investasi, asosiasi atau hubungan lain yang dapat mengganggu penilaian kinerja
mereka yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan. Selain itu, benturan
kepentingan juga dapat muncul ketika seorang karyawan, direktur atau anggota
dari keluarganya menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat
dari kedudukan dalam perusahaan tersebut. Perusahaan atau organisasi pun
melakukan upaya agar dapat menghindari benturan kepentingan, berikut ini
merupakan contohnya :
- Menghormati hak setiap anggota perusahaan untuk memiliki kegiatan lain diluar jam kerja, diluar pekerjaan perusahaan dan bebas dari benturan kepentingan.
- Melaporkan setiap kepentingan atau kegiatan lain diluar pekerjaan kepada perusahaan.
- Menghindarkan diri dari memiliki suatu kepentingan baik keuangan maupun non-keuangan pada perusahaan pesaing.
- Tidak memegang jabatan pada institusi atau lembaga lain di luar perusahaan dalam bentuk apapun, kecuali dengan persetujuan tertulis dari otoritas perusahaan.
2. Etika Dalam Tempat Kerja
Menurut Franz Magnis Suseno sebagai ahli filsafat, etika dalam tempat kerja
mulai tergeser oleh kepentingan pencapaian keuntungan secepat-secepatnya. Banyak
kasusnya perusahaan memperlakukan karyawan dengan buruk dan tidak terhormat
karena saat ini kegiatan ekonomi hanya diartikan sebagai usaha dalam mencari
laba dengan cepat. Pada dasarnya, etika dalam profesionalisme bisnis ada dua
hal yang terkadung, yaitu kepercayaan dan tanggung jawab. Berikut ini merupakan
praktek suatu pekerjaan yang berlandaskan etika dengan berinteraksi di dalam
suatu perusahaan, antara lain :
- Etika hubungan dengan karyawan, dalam sebuah perusahaan terdapat aturan dan batas etika yang mengatur hubungan natara atasan dan bawahan dimana keduanya diharuskan saling menghormati dan memberikan hak yang seharusnya didapatkan.
- Etika hubungan dengan publik, perusahaan juga harus menjalin hubungan dengan lingkungan perusahaan, seperti publik/masyarakat agar tetap memiliki hubungan yang harmonis. Hubungan dengan publik berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan hidup, pemeliharaan ekologi, dan lain-lain.
- Etika hubungan dengan pesaing, walaupun perusahaan memiliki pesaing namun etika hubungan dengan pesaing harus saling menjaga agar tidak menimbulkan citra buruk dari para konsumen.
3. Aktivitas bisnis internasional – masalah
budaya
Peran seorang pemimpin sangat penting dalam membentuk budaya dalam
perusahaan. Permasalahan budaya bukan hanya apa yang akan dikerjakan oleh
individu maupun kelompok tetapi bagaimana cara dan tingkah laku mereka pada
saat mengerjakan pekerjaan tersebut. Saat ini banyak para pemimpin yang
memiliki fasilitan dan berbagai kemudahan dalam mengakses sesuatu, namun pada
saat kondisi itu dibuat berbanding terbalik, para pemimpin menyalahkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak berkompeten. Padahal semua itu adalah
budaya yang mereka bentuk sendiri sehingga berubah menjadi permasalahan budaya.
Maka dari itu, bentuklah kebiasaan dan budaya yang nantinya akan membawa dampak
baik seiring dengan berjalannya waktu.
4. Akuntabilitas Sosial
Akuntabilitas merupakan spektrum pendekatan, mekanisme dan praktik yang
digunakan oleh pihak berkepentingan (stakeholder) untuk menjamin pemerintahan
pada tingkat dan tipe kinerja yang diinginkan. Selain itu, akuntabilitas
memiliki tujuan untuk memastikan bahwa prosedur, aktivitas dan output dari
kebijakan pemerintah sesuai dengan tujuan dan standar yang telah disepakati
bersama. Akuntabilitas berkaitan dengan ciri-ciri dari sistem dan institusi
sosial yang berarti bahwa terdapat mekanisme untuk siapa yang melakukan
tindakan dan siapa yang akan bertanggungjawab.
5. Manajemen Krisis
Manajemen krisis merupakan respon pertama perusahaan terhadap sebuah
kejadian yang dapat mengubah jalannya aktivitas bisnis yang terlah berjalan
dengan normal. Adanya sebuah kejadian yang menyebabkan terganggunya proses
bisnis dan mengakibatkan perusahaan sulit untuk memaksimalkan fungsi yang ada,
hal ini dapat disebut sebagai ”Krisis”. Untuk menangani krisis tersebut
perusahaan perlu membentuk tim khusus. Tugas dari tim khusus tersebut antara
lain :
- Mendukung para karyawan selama masa krisis agar tetap berusaha bekerja untuk bisa keluar dari masa krisis ini.
- Menentukan dampak krisis terhadap kegiatan operasi bisnis.
- Menjalin hubungan baik dengan media untuk mendapatkan informasi mengenai krisis yang terjadi.
- Menginformasikan kepada pihak terkait terhadap keputusan yang diambil perusahaan selama masa krisis terjadi.
Sumber :
Bertens, K. 2001. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Susanti, Beny. 2008. Modul Kuliah Etika Profesi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Gunadarma.
Sukrisno, Agoes dan I Cenik Candra. 2009. Teori Akuntansi: Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya.
Sihotang, Kasdin. 2016. Etika Profesi Akuntansi. Jakarta: Kanisius.
Regar, Moenaf H. 2003. ”Kilas Sorot Perkembangan Akuntansi di Indonesia”, Akuntansi Indonesia
di Tengah Kancah Perubahan. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Rindjin, Ketut. 2004. Etika Bisnis dan Implementasinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Komentar
Posting Komentar